Thursday, June 12, 2008

Berani gak diruncingin????

Beberapa hari lalu, Bos saya mengadakan rapat koordinasi rutin dan seperti biasa, dalam pertemuan itu selalu ada saat dimana kami diminta untuk refleksi. Tapi refleksi kali ini dibuat dalam bentuk game sehingga ruangan dipenuhi gelak tawa dan menjadi hangat. Setelah game, Bos saya mengatakan sesuatu yang membuat saya berpikir. Memang sih, sebenarnya saya sudah sering mendengar topik ini. Tapi entah kenapa, saya merasa tergelitik setelah mendengar topik ini lagi.
Bos saya membagikan setumpuk pensil berbahan kayu kepada peserta rapat dengan banyak model, motif dan bentuk. ada yang tumpul, runcing, berhiaskan boneka atau manik-manik, bahkan ada yang masih belum diraut. kami diminta mengamati dan berpikir :
Walaupun pensil itu memiliki bentuk yang berbeda-beda, tapi fungsinya adalah satu : menulis. Jika ada yang mengatakan pensil itu bisa digunakan untuk lain hal, kita kesampingkan dulu. Yang jelas kita semua tahu bahwa fungsi utama pensil adalah untuk menulis. Nah, agar bisa berfungsi seperti seharusnya (menulis), maka pensil tersebut tentunya harus melewati suatu tahap yaitu peruncingan. tapi kalau kita membayangkan proses peruncingan itu, kita pasti bisa membayangkan kalau proses itu menyakitkan, bukan?
Seperti halnya pensil, diri kitapun perlu mengalami proses peruncingan agar kita bisa menjalankan fungsi kita masing-masing, entah itu sebagai guru, karyawan, pimpinan perusahaan, seorang ayah, anak, bahkan Ibu rumah tangga. Ibarat program komputer atau antivirus komputer, kita harus selalu meng-update diri kita, walaupun melalui proses yang melelahkan, menyakitkan, dan kadang kita harus berkorban agar diri kita menjadi "runcing". mungkin pepatah "Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian" adalah kata yang cocok untuk menggambarkan kisah ini.
bagaimana cara meng-update diri kita? banyak sekali hal yang bisa kita lakukan, mulai dari membaca koran, majalah, tabloid, buku, novel, selebaran, poster, dan lain-lain yang bisa membuat kita tahu berkembangan dunia terbaru. hal lain yang bisa kita lakukan adalah melalui pendidikan, baik formal maupun non formal. Bisa juga hanya dengan rajin bertanya dengan teman atau ahli di bidangnya (jika orang tersebut tidak keberatan kita "ganggu" seperti itu). masih banyak lagi cara lain untuk meng-update diri kita, dan kita bisa pilih cara-cara yang paling sesuai dengan diri dan sifat kita.
Bagaimana? sudah siap dan beranikah kita "meruncingkan" diri kita?